Reinkarnasi segumpal Awan
Sajak Dan Puisi : Sang Bayang
Aku Segumpal awan tergantung
begitu saja di awang-awang
tanpa cantelan
Tak mengerti mengapa milyaran dzat
menyusun cuilan cuilan
memungut partikel
Dimatamu berkumpul
ngangklang jagad disapu bayu
Laksana sekumpulan plastik
di tengah jalan Ambarawa Magelang
Aku tak mengerti
Mengapa menggumpal dan pecah tanpa bejana
membuatku jatuh tergelincir perbutir
sebagai hujan
tak letih kutempuh jarak
Seperti anak panah
menghujam mengoyak ngoyak rongga
layaknya monster menakutkan
kala cucu cucu adam buyar berlarian
berlindung
di bawah potongan kayu dan cetakan tanah
Lamban kemana langkahku suka
Tiada sela lewatku menyusup
sembulkan benih nafas kehidupan
Menyusui kecambah yang tak bosan mengenyot
di kepayahanku ingin cepat istirahat
dari kerakusan corong dan selang
penghisap kempengku malang
Entah berapa batu kerikil
tanah pori kulewati
Mendiami akar
bulu bumi jiwatman suci
Kala persinggahan bukan lagi surga dan neraka
Moksa memenuhi karma kesucian arahat
Menjelma wadak tak tergenggam
berkeliaran dimana mata memandang
Kemilau pijar
intan tak terbungkus
pagi sekalut matahari
Sirna matamu memandang
jalanku tak berkabut
Di panggang kutuju sekawanan awan
Menggumpal
tergantung lagi
tanpa cantelan lagi.
Ambarawa, 07 Agustus 2012
Nisa
8 Agustus 2012 at 03:09
selalu. pak bayang tetap khas dengan seni berpuisinya..
SanG BaYAnG
8 Agustus 2012 at 17:35
Yah.., beginilah nduk adanya..
kiky
7 Agustus 2012 at 14:42
ada bayu dan awannya
saya suka mas 😀
SanG BaYAnG
7 Agustus 2012 at 21:56
Untuk dikau nanti mbakyu..
puchsukahujan
7 Agustus 2012 at 04:38
jadi, maknanya apa ya?
*gak mudeng baca puisi ini* 😀
SanG BaYAnG
7 Agustus 2012 at 21:55
Manalah ada makna, ene sekedar coretan mbakyu.. 😀
Ely Meyer
6 Agustus 2012 at 21:46
tanya
ngangklang
kempemgku
jiwatman
moksa
artinya apa ya ? 🙂
SanG BaYAnG
6 Agustus 2012 at 21:57
Ngangklang=berkeiling/mengitari
Kempengku= dari kata kempeng = bisa berati perut atau susu/tetek (maaf) yang sudah tak berisi
Jiwatman = sifat yang mencatat dan mengenang peristiwa yang dilakukan atau dialami dalam kehidupan sewaktu masih bersatu dengan raga dan ini di miliki oleh tiap makhluk hidup (manusia dan binatang)
Moksa = biasa di artikan sirna tanpa bekas jasad dan ruhnya.
Ely Meyer
6 Agustus 2012 at 23:02
nek ning kampungku kono, kempeng artine cepet, koyok tho mlayune cah iku kempeng tenan 😛
martuwnuwun nggih
SanG BaYAnG
7 Agustus 2012 at 21:50
Ahahaha.., iku kenceng mbak’e.. 😆
yisha
7 Agustus 2012 at 03:44
makasih nanya in ini kaka, yisha pengin nanya ini jga……. 😛
ka bayang, yisha cape bacanyaaaaaaa………. 😦
SanG BaYAnG
7 Agustus 2012 at 21:53
Y.., ngikut kq selalu sama 😛