RSS

Bus Terakhir

17 Sep

Bus Terakhir
Cerpen : sang Bayang

Senja memapar ketika matahari yang garang mulai kehilangan taringnya. Jalanku tergesa keluar dari gerbang STITI sambil menahan lapar dan haus. Sedangkan perjalananku menuju rumah masih harus menaiki sebuah mini bus selama empat puluh lima menit. Untunglah didepan kampus masih ada penjual es-cendol dan gorengan yang bisa menolongku untuk mengurangi rasa ngilunya perut yang sedang kosong.

Setelah minum es dan makan beberapa gorengan sekedar untuk membasahi kerongkongan dan mengganjal perut, segera kuayun langkah menuju halte untuk menunggu bus. Sepintas pandanganku tertuju pada seorang gadis yang tengah asik mengunyah permen karet sedang berdiri. Sikap cueknya dengan menelangkupkan tangan yang putih mulus namun tampak ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuatku enggan mangalihkan pandangan dari tubuh mbohay-nya yang memikat mata.

Tampak sepasang matanya mempesona sedang memperhatikan sepanduk yang disangkutkan diseberang jalan. Sementara aku berlahan mencari tempat duduk didekatnya. Dia hanya melirik dan mengembalikan pandanganya lurus kedepan. Setelah merasa nyaman tanpa basa-basi kucoba mulai menggoda dan membuka percakapan denganya.

“Bolehkah kutahu, kau hendak kemana..???” lirih tanyaku dari kursi halte.

Karena merasa terusik ia berpaling memandangku yang tengah cengar-cengir. Senyuman yang kupaksakan mengarah padanyapun kurasakan sangat canggung mengembang.

“Kau hendak kemana..???” tanyaku kembali.

“Ke Jogorogo” sahutnya nampak tidak bernafsu.

“Ooo..” ekspresi puasku setelah mendengar jawabanya.

Sejenak aku terdiam dan gadis itu nampak masih mengunyah permen karet dimulutnya. Sesekali keluar sembulan gelembung hingga timbulkan letusan kecil dari letupan-letupan permen karet dimulutnya.

“Rumahmu Jogorogo mana..???” tanyaku lagi.

“Srambang, memangnya kenapa..???” sambil meliriku sinis yang seolah menunjukan rasa kesalnya karena merasa terganggu oleh sikapku.

“Ya enggak apa-apa sih. Rumahku juga Jogorogo kok” jawabku sekedar untuk menguasai rasa kikuk sehingga asal menyahut dengan memberitahukan alamat rumah.

“Aku gak tanya rumahmu” ketus perkataanya yang makin sinis membuat detak jantungku makin deg-deg sir karena gak nyangka kalau perkataan itu akan keluar dari sepasang bibir indahnya.

“Lah.., aku kan cuma memberitahu kalau tujuan kita sama” kembali aku diam dan mencoba tetap mengembangkan senyum. Sekali lagi kupandangi wajah cantik itu dari samping, nampak hidungnya yang mancung dengan bibir yang bergerak-gerak mengunyah permen karet, dagunya yang lancip sangat memikat, dan rasanya begitu wah dimataku.

“Boleh kutahu namamu” tanyaku mengusik keasikanya memandang papan iklan diseberang jalan.

Matanya mulai melotot dan raut mukanya tampak marah. Sepertinya dia tidak mau diganggu. Namun aku tidak peduli, bahkan kenekatanku untuk menggoda diapun makin menjadi-jadi.

“Kau cantik sekali ya. Hidungmu bagus dan sangat mancung” tanyaku nekat. “Terus terang saja kalau aku penasaran, ditahun 2012 ini kok masih ada ya gadis sejudes kamu.”

“Hey” wajah cantik itu seketika berubah merah menyala dan matanya kian melotot.

Mengahadapi ini, aku tetap tersenyum. Keingin tahuanku terhadap apa yang akan dilakukan bila sedang marah membuat rasio berpikirku menjadi tidak berfungsi sehingga aku tetap menggodanya “Aku tidak main-main. Walaupun judes. Kalau kau belum punya pacar, aku mau jadi pacarmu kok”.

“Hah.., Najis..!!!” setengah membentak dia menghardik.

Aku mulai resah. Sejenak bibirku kaku membuat suasana menjadi sunyi. Gadis itu mempercepat kunyahanya sebagai pertanda bahwa ia sedang melampiaskan rasa kesal.

“Apa gadis Srambang itu sombong-sombong kayak kamu..???”

“Bisa diam gak sih” kali ini dia mulai marah dan dengan berani menantang tatapan mataku. Namun aku tetap tersenyum dan terus tersenyum seperti yang kulakukan pada siapa saja yang kuhadapi meski ia sedang marah sekalipun.

“Wah.., marah ya. Kalau gitu maaf deh” kataku mengalah.

“Aku cuma ingin kenalan dan mengatakan kamu cantik sekali. Apakah itu salah”

“Berengsek. Reseh banget” gadis itu merebahkan tubuhnya dikursi halte dengan kesal dan mulutnya masih tetap mengunyah. Namun tak lama kemudia dia berdiri lagi dengan roman mukanya yang gelisah.

“Sungguh.., Aku tidak punya maksud yang bukan-bukan” lirih suaraku terdengar lagi.

“Tadinya aku juga mau tanya, Srambang itu dimana..??? sepertinya aku pernah mendengar nama kampung itu.” godaku lagi sambil berdiri tepat disampingnya karena melihat sebuah mini bus yang berbelok ditikungan sedang menuju kearahku.

“Syit.., brengsek..!!! Kampungan banget sih loe” tiba-tiba gadis itu membentak dan meludahkan permen karet yang tadi dikunyahnya. Rupanya kali ini dia benar-benar geram dan segera pergi meninggalkan halte. Sementara bus yang sejak tadi kutunggu sudah berhenti didepanku. Tanpa tunggu aba-aba aku langsung naik tanpa mempedulikan gadis yang masih berjalan menjauh dan tidak tahu kalau angkutan yang kutumpangi ini adalah bus jurusan Jogorogo yang terakhir.

“Duh.., kasihan..gadis itu” pikirku sambil ngakak-ngakak geli. Sementara perasaanku merasa berdosa karena telah membuat gadis itu kehilangan bus terakhir yang ditunggunya sejak sebelum aku tiba dihalte.

***
Maaf.., saya masih belajar menulis, sehingga plot dan alur ceritanya tidak karuan.

Ambarawa, September 2012

Bus Terakhir

 
20 Komentar

Ditulis oleh pada 17 September 2012 inci Cerpen

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

20 responses to “Bus Terakhir

  1. Rasibook

    20 September 2012 at 11:37

    Terus berkarya lewat tulisan

    http://www.rasibook.com
    (penerbit buku)

     
    • SanG BaYAnG

      21 September 2012 at 01:19

      Terimakasih atas suportnya
      Terimakasih pula karena telah mampir..

       
  2. H Onnie S Sandi SE

    17 September 2012 at 16:21

    Sesuatu yang seing terjadi diantara kita, tapi tidak semua orang mampu mengungkapkan dalam bentuk tulisan……bagus Mas

     
    • SanG BaYAnG

      18 September 2012 at 01:35

      Hehehe.., terimakasih banyak Om.. 😀

       
  3. 'Ne

    17 September 2012 at 15:01

    hehe cerita seperti ini memang banyak terjadi di dunia nyata kok, banyak saya lihat laki-laki menggoda per3mpuan di bis2 umum sampai ceweknya risih hehe..

    okesip lanjutkan, ada banyak hal di sekitar kita yang bisa dijadikan cerita 😀

    salam..

     
    • SanG BaYAnG

      18 September 2012 at 01:33

      Wah.., kasihan kaum perempuan yah kalau digodain ampe kayak gitu.. 🙂

      Terimakasih sekali mbak..
      Salam.. 😉

       
  4. cumakatakata

    17 September 2012 at 03:35

    howalah,,, tak kiro akhire piye….
    tibakno si cewek gak iso moleh nok jogorogo hhahahaaa…
    si “aku” yo ngunu, anake uwong di gawe ngambul hehehee….
    manteb Mas….

     
    • SanG BaYAnG

      17 September 2012 at 03:47

      Jane sak no yo mas.., mungkin si “aku”ne wae sing kurang diajar..wkxkxkxkx

      Tapi yang menarik bagiku cuma dari sisi psikologis si “aku” (pria yang kadang kesanya lebih disalahkan dalam kasus seperti ini) dan permasalahan yang dihadapi oleh si cewek itu loh mas. Kq yo “dishub” dan pengusaha angkutan setempat rung nggagas yah..??? 😀

       
      • cumakatakata

        17 September 2012 at 04:15

        dishub??? heheeee… kok ngurus iku, urusan dewe ae rung kelar heheee….

        emang si “aku” wong seng super cuek mas…. ngunu ae kok repot…

         
        • SanG BaYAnG

          17 September 2012 at 04:33

          Ngunu yo apik.. #tinggal ngopi wae nek nu.. 🙂

           
          • yisha

            17 September 2012 at 09:39

            kenapa sih kaka be2 ngobrol mulu? 😡

             
            • SanG BaYAnG

              18 September 2012 at 01:31

              Yisha ::: Sebenere au juga pengen ngobrol ama kamu. Tapi bingung, gimana mau ngobrol kalau kamunya dimana-mana pusing melulu.. 😛

               
  5. zasseka

    17 September 2012 at 02:48

    nah yang seperti ini nih.. yang aku belum bisa buat… sesuatu yang membawa masuk pembaca… Mantabs!

     
    • SanG BaYAnG

      17 September 2012 at 02:55

      Wah.., ini sekedar untuk hiburan saja mas.., semoga saja tidak terjebak flot yang terlalu berlebihan.. :mrgreen:

      Sampean juga bisa mas.., mungkin malah lebih bisa.. 😀

       
      • zasseka

        17 September 2012 at 02:56

        Amin… ya nanti tek cari plot plot 😛 heheheheh
        esih angel mas… 😦

         
        • SanG BaYAnG

          17 September 2012 at 03:00

          Amiin.., Sips..lah..

          Biasa saja mas.., gak usah berlebihan / terlalu over dan atraktis.

           
          • zasseka

            17 September 2012 at 03:02

            hahahahahahhay!

             
            • SanG BaYAnG

              17 September 2012 at 03:25

              Menulis apa adanya kadang bisa lebih baik.., #itu kata guru saya..hehehe..

               
        • cumakatakata

          17 September 2012 at 03:24

          sek2. aku nyempil2 sek..
          Mas Zasseka, tolong perikso komentar spam geh Mas, heheee…
          Mas Bay, Opo???

           
          • SanG BaYAnG

            17 September 2012 at 03:28

            Loh.., ngerti-ngerti kq mecungul #gaget au.. 😀

            Bercerita dengan memakai bahasa ataraktis kadang malah bisa membuat bosan pembaca #iku jarene.. 😀

             

Tinggalkan Balasan ke SanG BaYAnG Batalkan balasan