RSS

Baris Puisi Terakhir

05 Des

Baris Puisi Terakhir
Lirik Puisi Lepas : Sang Bayang

Kau datang dengan rumbai menjamah negeri
mengongkang senapan tak kunjung puas—mencakar aksara di bukit tengah kota yang diam-diam menghujam jantung—dengan belati diantara syahwat yang tak kunjung tuntas
dan pecah dibalik paras berbiak musim—meracaukan cuaca.

Kau langlang negeri bayangan
mengangkang kau tidur—di atas bantalan seribu kata yang menghujam tembus
ke palung—kau datang kemudian pergi tinggalkan luka dengan jejak jejak goresan—bertanam duri jadi rimba pembantaian tak terkupas ketika dalam pencarian makna—dari sebuah cinta yang menghilang sirna.

Sedang “Keinginan tertinggi dari cinta adalah memasuki surga yang tak berada pada tempatnya dan mencapai langit yang tak lagi dinamai langit. Namun di sisi lain, bumi dengan setia menunggui—ketika cinta pergi dan tak pernah melambai.”

Pun aku bosan dan harus pergi meninggalkan batu-batu yang gagal terkelupas dalam kelegaman malam tak pernah bicara. Dan sejak ini.., jangan pernah berharap ada puisi lagi untukmu. Karena aku telah terbunuh dengan kejam oleh puisi itu sendiri, hingga terkubur dalam keangkuhan abjad-abjadnya—tanpa mampu mendesahkan nafas.

Setelah hari ini.., tak ada lagi kisah buta mentakzimi sunyi,
—tentang jejak jejak purba pria maya yang terhempas—mengguris arca batu berlumut di kedalaman jiwanya. Sebab di tempat lain air telah mengaliri sungai menuju muara—membawa sampan yang pantas.
bagi seorang yang pernah terlena—dalam baitnya.

“Mungkin.., itulah takdir sebuah rindu yang setia menunggu ketika sebuah cinta pergi. Sedang cinta telah membuatnya rela melepas kepergianya sejauh kaki melanggkah dan berlari. Sebab keyakinan atas cinta itu pasti akan kembali pada cinta. Kembali pada sang pemilik cinta itu sendiri.”

*Asmara Dan Cinta Dalam Sajak*
Ambarawa, 05 Desember 2012

—oOo—

 
22 Komentar

Ditulis oleh pada 5 Desember 2012 inci Prosa, Sajak, Syair

 

Tag: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

22 responses to “Baris Puisi Terakhir

  1. vicky

    16 Desember 2012 at 19:27

    oh asmara….. kemana lagi kamu akan ku cariiiiii…. huwowowowowo

     
    • SanG BaYAnG

      19 Desember 2012 at 01:44

      Oh..asmara.., sudahkah coba dicari alun-alun sebelah timur..hihihih.. :mrgreen:

       
  2. Subhan Zein

    12 Desember 2012 at 19:39

    Puisi ini bagus sekali. Saya membacanya beberapa kali dan sangat kagum. Mas Sang Bayang sangat berbakat! 🙂

    Subhan Zein

     
    • SanG BaYAnG

      13 Desember 2012 at 03:35

      Terimakasih banyak atas apresiasi kekaguman Mas Subhan

      Hanya ungkapan sebuah rasa inilah yang bisa saya tuliskan.. 🙂

       
  3. mintarsih28

    9 Desember 2012 at 17:26

    marahkah hingga nanti tak ada puisi lagi?

     
    • SanG BaYAnG

      10 Desember 2012 at 03:16

      Ah.., mboten kq mbakyu..
      Meniko namung lelakon wonten ing serat kemawon kq..hehehe.. 🙂

       
  4. Mila

    7 Desember 2012 at 17:28

    Tulisan dari hati emang selalu mengena ya 😛

     
    • SanG BaYAnG

      9 Desember 2012 at 02:23

      Hmm.., kena apa mbak Mila..??? hehehe.. 😀

      Terimakasih Mbak.. :mrgreen:

       
  5. pshtbartim

    6 Desember 2012 at 06:26

    lha kok katanya sekarang di mbah rowo… bener to

     
  6. sang dewi

    6 Desember 2012 at 04:33

    sabarlah menanti mas bay….
    nanti cinta pasti akan menemukanmu…

    #huattsiiiimmmmmmmmmm

     
    • SanG BaYAnG

      6 Desember 2012 at 05:14

      Haiyah..haiyah.., sedari bangun kq baru nongol..hahaha..

      Iya lah iya.., siap wis..hehehe
      Met pagi Mbak Dewi.. 🙂

       
  7. Ely Meyer

    5 Desember 2012 at 19:55

    “kau datang kemudian pergi tinggalkan luka dengan jejak jejak goresan—bertanam duri jadi rimba pembantaian tak terkupas ketika dalam pencarian makna—dari sebuah cinta yang menghilang sirna.” ….

    WOW

     
    • SanG BaYAnG

      6 Desember 2012 at 02:23

      Halah.., ndak usah pake wow..niru iklan gitu ah..
      Ntar kalau ada bakul kerupuk liwat bisa di cantelin di papan reklame tau rasa loe..hahahaha.. :mrgreen:

       
      • Ely Meyer

        6 Desember 2012 at 02:24

        iklan opo kang ra mudeng aku

         
        • SanG BaYAnG

          6 Desember 2012 at 02:33

          kata “WAOW..gitu” lagi buming mbakyu..hahaha.. jadi korban iklan

           
  8. lea

    5 Desember 2012 at 14:35

    ketika cinta yang kukenal hanya bisa kucumbi lewat maya, kau tak akan bisa mengelak bahwa aku terpikat dan jatuh cinta pada setiap kata yang kau luapkan. aku selalu menyukai puisimu 😀

     
    • SanG BaYAnG

      6 Desember 2012 at 02:14

      Hmm.., terimakasih banyak atas apresiasinya Mbak Lea..

      Semoga akan selalu ada untaian kata yang mengabarkan keindahan dengan rasa cinta Mbak.. 🙂

       
  9. tuaffi

    5 Desember 2012 at 07:33

    wew.. 😀 kok bisa nulis sebagus ini.??

     
    • SanG BaYAnG

      6 Desember 2012 at 02:08

      Hehehe.., namanya juga masih belajar Mbak.. 🙂

      Terimakasih banyak Mbak Tuaffi..

       
  10. imatkalimahi

    5 Desember 2012 at 04:01

    “Sebab keyakinan atas cinta itu pasti akan kembali pada cinta”…Waah..menarik dan dalam nih..
    Salam mas Bayang..!

     
    • SanG BaYAnG

      5 Desember 2012 at 04:06

      Hehehe.., sekedar luahan dalam hati yang tak akan tergali sedikitpun jika tak sengaja digali saja kq Om.. 😀

      Salam Hangat Om Kalimahi..
      Selamat pagi.. 🙂

       

Tinggalkan Balasan ke SanG BaYAnG Batalkan balasan