ANTOLOGI PUISI 2,7
: Sang Bayang
ANAK PAGI
—————–
anak pagi beraksi
bergaya tembus dua dimensi
Ambarawa, 10012013
HASRAT TAK TUNTAS
———————————
hasrat hati menghujat
tak penuh merentas tuntas
Ambarawa, 10012013
TERDAMPAR
——————-
terdampar di hutan liar
berpagar pandangan gersang
Ambarawa, 10012013
BATAS KEMAMPUAN
——————————–
kemampuan terbatas
hampa tak ngiang di bekas
Ambarawa, 10012013
DIAM JADI TONTONAN
———————————-
dalam nyanyian jadi tontonan
pun terbungkam, diam
Ambarawa, 11012013
DASAR CENGOH
————————–
dasar cengoh kesasar
cengohku turut di dasar
Ambarawa, 11012013
Di CARI BERLARI
————————–
apa hendak di cari
tak pernah menanti
Ambarawa, 11012013
PEMIMPIN YANG MATI
———————————-
hancur menjadi pekat
satu lebur seribu sekarat
Ambarawa, 11012013
MENGANTUK
——————–
aku mengutuk jarak
terkutuk kelam mengantuk malam
Ambarawa, 11012013
SIANG BERAWAN
————————–
siang temaram gantungan langit
hitam menjadi awan
Ambarawa, 11012013
MENDUNG BELENGGU RINDU
———————————————
hitam pahit kilat menjilat
mungkin jamu perindu
Ambarawa, 11012013
NGANTUK
—————
malam tak tanggal di mata
kantuk mengamuk
Ambarawa, 11012013
PENGARBANAN EMAK
—————-
tangan sambungan anak
belah gelombang hidup mengombak
Ambarawa, 11012013
TANAH KIJANG DI TANAM BESI
———————————————–
tanah tak lapang
kijang hilang tempat melompat
Ambarawa, 11012013
ATI MATI
————-
kayadening gembok tanpa kunci
ati dadi mati
Ambarawa, 11012013
MENENG ANTENG
—————————-
tinggeng pada meneng
kaya tunggak tanpa polah
Ambarawa, 11012013
SEPI MERAJAM HATI
——————————–
langit bumi tanpa jejak
hilang tertelan kota
Ambarawa, 11012013
TAK LAPANG DI HATI
——————————–
nurani raib terkibas
di lembar dada tak luas
Ambarawa, 11012013
CINTA KASIH TERKELUPAS
——————————————
paras iblis liar mengganas
cinta kasih mengelupas
Ambarawa, 11012013
PANAS MULUT MANUSIA
————————————–
Lobang kenalpot panas
mulut manusia lebih ganas.
Ambarawa, 11012013
GENERASI NEGERI
—————————–
negeri berdiam malas
menjemur pagi tak berarti
Ambarawa, 11012013
PEWARIS NEGERI PEJUANG
——————————————–
Pejuang gagah negeri pahlawan
rakyat hebat mengagahi.
Ambarawa, 11012013
adzhanihani
16 Januari 2013 at 10:05
Kring kring, ada kiriman Sunshine Award! Nih kak, http://adzhanihani.wordpress.com/2013/01/16/sunshine-award/ 😀
SanG BaYAnG
17 Januari 2013 at 01:28
iya.., terimakasih banyak Mbak Adzhani.. 🙂
adzhanihani
17 Januari 2013 at 17:40
Huehehe. Sama-sama mase~
SanG BaYAnG
18 Januari 2013 at 03:52
nurulbsenja
12 Januari 2013 at 19:01
ga bosen bacanya.. like this…. 🙂
SanG BaYAnG
13 Januari 2013 at 01:46
Terimaksih banyak atas apresiasinya Mbak Nur..
Selamat menikmati.. 🙂
Orange Aurora
12 Januari 2013 at 14:00
penceritaan dalam puisi yang bagus ni.. 🙂
SanG BaYAnG
13 Januari 2013 at 01:43
Sebenarnya ini hanya puisi pendek semacam “haiku” dan sangat padat. sayapun masih sering gagal menuliskanya. sebab masih sering terpeleset. 🙂
rurimadani12
15 Januari 2013 at 20:08
ooh jadi kaya menyiratkan amanat dalam 2 baris puisi yang dipadatkan gitu ya kak? :O
anywaay, kakak aku kasih award niih. cek http://rurikakaka.wordpress.com/2013/01/15/the-versatile-blogger-award/ for further infermation 😉
SanG BaYAnG
16 Januari 2013 at 02:48
Iya Mbak Ruri.., kata yang sangat padat teridiri dari dua baris tuju diksi yang di kenalkan oleh Mas Imron.
Terimakasih banyak Mbak Ruri.. 🙂
puchsukahujan
12 Januari 2013 at 08:04
wow, ini seperti Japanese Poetry “Haiku” 🙂
SanG BaYAnG
12 Januari 2013 at 08:12
Yeah.., kurang lebihnya begitulah penduduk negeri ini yang sering tira-tiru dan akhirnya jadi wabah. Sedang saya (pribadi) hanya memanfaatkan ini sebagai wadah puisi tak jadi dan kemalasan saya berpuisi.
Selamat pagi Mbak Puji.. 🙂