Jarak Tempuh
Karya : Sang Bayang
kadang, aku tak peduli.
seolah bagai kidam, semua berjalan
apakah ini sebuah kesengajaan
ketika Tuhan hadir di tengah-tengah persimpangan?
adakah pelangi sempat tercipta
untuk mewarnai sebuah persandingan
yang tak bisa kita tolak kehadirannya?
atau hitam akar bumi terlanjur melilit tubuh ini
hingga tak lagi mampu mengenali
jarak terjauh dan terdekat dalam perjalan hidup ini adalah mati
(Sang Bayang – Sarirejo, 27/02/2014)
Tanda Pagar
30 Januari 2016 at 15:45
Saya baca-baca postingannya semua tentang puisi ya. bagus-bagus puisinya. coba mas dijadikan buku, biar manfaatnya semakin luas. .
SanG BaYAnG
28 Maret 2016 at 04:12
Sudah kok. Mufah-mudahan yang ke 2 dan 3 akan akan segera terbit.
Salm santun selalu
Sii Isni
25 November 2014 at 09:36
Setahun ga blogwalking makin kaya diksi aja kamu dalam nulis sajak. Kereeen! Suka! 🙂
SanG BaYAnG
20 Februari 2015 at 03:26
Ah.., semua jua karena jasa teman-teman seperti dikau jua sahabat Sii. Terima kasih dan salam hangat selalu untukmu.. 🙂
denganpuisi
24 Juni 2014 at 21:02
….jarak terjauh sekaligus terdekat dalam hidup ini……Husnul khotimah, insyaAllah…selamat menyambut kehadiran Ramadhan 1415H….kepada semua rekan2 yang menjalankannya, selamat beribadah….
SanG BaYAnG
28 Maret 2016 at 04:35
Terima kasih Sahabat. Salam santun selalu
adelays
7 Mei 2014 at 15:23
Salam kenal dari Adelays,
Sekalian memberikan informasi kalau berminat ikut lomba ngeblog berhadiah Rp. 12.500.000, saya share disini :
http://adelays.com/2014/05/02/lomba-nge-blog-berhadiah/
SanG BaYAnG
28 Maret 2016 at 04:33
Terima kasih atas informasinya.
Salam santun selalu
sdnegeri13
26 April 2014 at 07:07
Kita harus menghargai waktu.
SanG BaYAnG
28 Maret 2016 at 04:31
Ya begitulah waktu yang harus dihargai.
Salam santun selalu
ferdiansyah30
14 Maret 2014 at 21:59
nyimak bang, salam kenal 🙂
SanG BaYAnG
15 Maret 2014 at 02:28
Salam kenal dan salam santun selalu, Mas Ferdiansyah.. 🙂
fahdaabdillah
8 Maret 2014 at 15:34
iya mas,memang. tpi maaf, perokok(misal)tetap asyik melakukan kegiatanya meski dia sadar bahayanya..tpi pda akhirnya kulo mboten ngertos nopo2 mas..matursuwun motivasinipun mas…
SanG BaYAnG
10 Maret 2014 at 01:57
Hehehe.., kadang keinginan dan kesadaran memang bertentangan ya Mas. Namun pada saat itulah sebuah pilihan harus ditentukan.. Sami-sami, Mas. Salam santun selalu..
fahdaabdillah
10 Maret 2014 at 06:52
nggeh mas..salam santun selalu.. kapan2 mampir ting mantingan mas, kalau njenengan lewat..
SanG BaYAnG
15 Maret 2014 at 02:28
O ya, mudah-mudahan suatu kali nanti bisa mampir.. Mantingannya mana Mas?
Jika berkenan, mari bergabung di http://kotangawi.com (wadah blogger Ngawi)
fahdaabdillah
1 Maret 2014 at 18:21
namun kebanyakan nurani kesadaran sering terkalahkan oleh keinginan..bagaimana itu mas…
bagaimana kesadaran itu bisa mengubah hidup kawula..?
SanG BaYAnG
6 Maret 2014 at 04:17
Hehehe.., bukankah sebuah kesadaran lahir dari diri sendiri Mas.. 😀
fahdaabdillah
27 Februari 2014 at 02:37
namun maukah kita sekedar mengingat kepastian itu sedangkan fatamorgana lebih menghayutkan kita…
SanG BaYAnG
27 Februari 2014 at 04:06
Tentulah sudi ketika sebuah kesadaran singgah di hati, sehingga ingatan itu bukan sekedar waktu tersudut oleh keadaan. Begitulah harapan kita semua ya sahabat Fahda.. 🙂