Ziarah Cinta Di Batas Penantian
Lirik Prosa Puisi : Sang Bayang
“Ku mohon.., jangan tinggalkan aku..” ucapan terakhir dari bibirmu yang menelan getir. Mengiring derap langkahku keluar dari gang buntu dengan isak tangis runtuhan mendung dimatamu. Menguapkan seteguk anggur pahit dalam pahatan nisan kepedihan. Berjatuhan dalam sajak-sajak tak enak. Tertulis dalam sepenggal barisan acak. Membakar kepala para perumus tulisan yang terbahak, hingga kerongkonganya tersedak koma dan tanda baca, pada puisi yang belum sempurna. Read the rest of this entry »
Tag: amorketulusan, Anak Panah, badai, bayangan, belenggu, bintang, bulan, Cerita, Cerita Cinta, Cerita Pendek, Cermin, Cermin Puisi, Cerpen, Cerpen Remaja, Cinta, dada, desah, gang, gang buntu, gelap, genderang, gerak, getir, hari, hati, ingatan, jam.selaput, jari, jarum, Jarum Jam, jeruji, kasih, kasih sayang, kata tanya, keabadian, keabadian cinta, kejam, kepala, kepingan, kepingan logam, ketulusan cinta, lapisan bumi, logam, mampu, manja, mata, membakar, membakar kepala, mendung, menghilang, miliki, mimpi, mu yang, mulut, nikmat, nisan, nyawa, pahatan, pahatan nisan, Panah, penantian, pengorbanan, pergi, perpisahan, Prosa Puisi, Puisi, Puisi Cinta, raga, rasa kasih sayang, runtuh, Sajak, sajak-sajak tak enak, saturnus, sayang, sebuah ikatan, sepuluh, sepuluh jari, tahun, tanda baca, tangis, tulang rusuk, tulang rusuk mu yang, Waktu, Ziarah, Ziarah Cinta Di Batas Penantian