Menulis Dengan Santai
Oleh : Sang Bayang
Sampai hari ini, aku masih menulis di sini. Meluangkan waktu sejenak untuk berpikir. Merenungkan banyak hal, tentang sebuah perjalanan yang kulewati ketika memilah jalan yang kadang harus bersebrangan dengan banyak orang, baik dalam gagasan, ideologi ataupun style menulis.
Read the rest of this entry »
Tag: cocok, esai, Essay, gagasan, hanya, Hipotesis, lainnya, lalu, lantas, luas, Makna, mampu, melahirkan, menulis, Menulis Sastra, mulai, Munulis Dengan Santai, namun, padang, Penulis, pluralisme, Sama sama, Santai menulis, Sastra, sebuah kehidupan, Sudut Pandang
CORETAN DINDING KITA DALAM GELIAT SASTRA MAYA MENUJU NYATA
Geliat sastra maya semakin menunjukkan pertumbuhannya sebagai media pengembangan sastra, khususnya dalam penulisan puisi dan cerpen. Fenomena ini dapat kita lihat dengan marak/banyaknya group, komunitas ataupun paguyuban yang mengatas namakan seni, sastra Read the rest of this entry »
Tag: Antologi, Cerpen, coretan, Coretan Dinding Kita, dewasa, dinding, Fenomena, gratisan, Group, hanya, hura, komunitas, marak, masih, masing, misi dan visi, namakan, namun, paguyuban, penulisan puisi, Puisi, Sajak, Sastra, Sastra Dewasa Ini, Seni, seni sastra, sepele, sulit, tepat guna
PUISI HATI
_________
______________
hatiku hatiku
mungkin tak kan menyatu
dalam getaran jiwa dan dada terbuka
di bawah naungan sebuah rasa, atas cinta
Read the rest of this entry »
Tag: 16 april, ambarawa, bakti, benci, Ceritaku, Cermin, Cerpen, Cinta, getaran jiwa, hanya, hati, iri, kaki, karena, keindahan, kentut, mampu, namun, nikmat, pesona, Prosa, Puisi, Puisi Cinta, puisi puisi cinta, Puisi Tipografi, rasa, Romantis, Sajak, Sajak Cinta, Sastra, siapa, Syair, Tiphografhi, tipografi, Tipografi Puisi, tipography, Umum, wajah
Ketika Sajak Memberontak
Sajak : Sang Bayang
benar katamu benar tanyaku
milik siapa kebenaran
tak lain kuasa sajak menutup
Read the rest of this entry »
Tag: 19 desember, air mata, ambarawa, anjing, api, bangkai, bangsat, bekukan, bergerak, bisu, Cerita Pendek, Cermin, Cerpen, detak, dicaci, digugat, dihujat, durjana, gemeretak, halilintar, hancur, hanya, hujan, jantung, janur, kata, kebenaran, kertas, kuasa sajak, lidah, memberontak, membungkam, menghisap, menginjak, menjilat, menyambar, mulut, musim, nafas, nyali, paju, pemberontakan, pengadilan, penistaan, penjagalan, penyair, Prosa, Puisi, Puisi Prosa, pujangga, rapuh, rentan, riwayat, rotan, Sajak, sajak sajak, saksi, Syair, tak gentar, terbakar, terdampar, tertakhluk, tertencap, tertimbun, usang
Untukmu Yang Ku Kenang
Celoteh Ringan : Sang Bayang
Bulan itu baru saja melintasi kepalaku. Berhenti sebentar. Menoleh. Tiga kali menatapku. Kemudian pergi dengan rasa benci tanpa tinggalkan jejak. Aku tahu itu. Namun, aku tak bisa melarang atau menghentikan lajunya. Sebab ia bisa datang dan pergi kapanpun ia mau dan suka.
Read the rest of this entry »
Tag: blackberry, bulan, diam, hanya, jiwa, kata, kecewa, kenang, kesunyian, ku, maaf, malam, mau, nan, Puisi, Puisi Cinta, rasa, rasa benci, saja, Sajak, Sajak Cinta, Syair, tauyuanxian-bihou, tiap, tiga
Selesaikan Kisah ini
Lirik Bebas : Sang Bayang
Maafkan aku yang telah hadir dalam kisahmu—hanya sebagai bayangan hitam dan tak mampu memberi sebuah kesempurnaan seperti harapanmu. Karena aku hanyalah cahaya menyilaukan bagimu yang telah terbakar tanpa kobaran sebuah nyala.
Read the rest of this entry »
Tag: air mata, aku dan kamu, Awan, azam baru, basah, bayangan, bayangan hitam, bisa, butuh, cahaya, Cerita, cerita abadi, Cerpen, diam, goresan, hadir, hanya, hitam, jawaban, jika, kisah, kobaran, kunang-kunang, labirinrela, mahir, mampu, mana, matahari, mengukir, nama, nyala, pelangi, penyelesaian kisah, pertanyaan, Puisi, Puisi Cinta, relung hati, rembulan, rongga, saling, Sama sama, selembar kertas, tahu, tanda tanya, terbakar, tiap